Thursday, April 2, 2009

WANITA DAN TABARRUJ



Apabila saya menemani isteri untuk membeli kain di beberapa kedai sekitar Bandar Kuala Krai (begitu juga di tempat-tempat lain) pandangan saya tertumpu kepada bermacam-macam ragam manusia (bukan tidak menjaga pandangan mata,tetapi untuk muhasabah agama) lebih-lebih lagi kaum wanita samada muslimah atau non muslimah. Penampilan pakaian dan gaya yang pelbagai, sehingga tidak ada perbezaan lagi manakah wanita muslimah dan yang mana pula wanita non muslimah, kalaulah saya nak menghukum dengan hanya pada pandangan zahir semata-mata boleh dikatakan semuanya non muslimah berdasarkan pakaian yang dipakai, termasuk wanita muslimah yang bertudung dengan tudung-tudung yang pelbagai yang boleh dikatakan sembilan puluh persen cara bertudung dan berpakaian mereka tidak menepati garis panduan syara’. Apabila melihat jenis-jenis kain yang dijual dan jenis-jenis tudung, sekali lagi saya menggelengkan kepala, kebanyakan kain dan tudung terlalu nipis dan menampakkan aurat apabila dipakai, sekalai lagi wanita muslimah kita gagal mematuhi garis panduan syara’.Siapa yang nak disalahkan? Penjual kain atau tudung? Atau trend masa kini? Atau kejahilan umat islam yang tidak mendalami dan ambil peduli dengan agama sehingga menyebabkan mereka berpakaian mengikut trend semasa yang terang-terang menyalahi syariat islam, ingatlah bahawa kejahilan adalah musuh utama umat islam. Cara berpakaian yang tidak menepati garis panduan syara’ disebut sebagai Tabarruj (menampakkan perhiasan yang diharamkan). Untuk berkongsi ilmu dengan muslimah-muslimah sekelian di sini saya menukilkan beberapa garis panduan yang dipetik daripada kitab halal dan haram dalam Islam oleh prof Dr Yusuf al-Qaradhawi mudah-mudahan dapat dijadikan panduan dalam berpakaian mengikut kaedah yang betul.Tabarruj (Menampak-nampakkan Perhiasan) adalah HaramSeorang muslimah mempunyai budi pekerti yang dapat membezakan dari perempuan kafir atau perempuan jahiliah. Budi pekerti perempuan muslimah ialah pandai menjaga diri, tunduk, terhormat dan pemalu.Berbeza dengan perempuan jahiliah, akhlak dan moralnya ialah mudah menunjuk-nunjukkan perhiasannya (tabarruj) dan suka menarik perhatian laki-laki.Arti tabarruj yang sebenarnya ialah: membuka dan menampakkan sesuatu untuk dilihat mata. Mahligai disebut buruj seperti ayat yang mengatakan burujim musyyadah, tempat perjalanan bintang juga disebut buruj, karena tingginya dan tampak jelas oleh orang-orang yang melihatnya.Zamakhsyari berkata: "Bahwa tabarruj itu ialah memaksa diri untuk membuka sesuatu yang seharusnya disembunyikan." Seperti kata orang Arab: safinatun barij (perahu yang tidak pakai atap).Namun tabarruj dalam ayat di atas adalah khusus untuk perempuan terhadap laki-laki lain, yaitu mereka nampakkan perhiasannya dan kecantikannya.Dalam mengertikan tabarruj ini, Zamakhsyari menggunakan unsur baru, yaitu: takalluf (memaksa) dan qashad (sengaja) untuk menampakkan sesuatu perhiasan yang seharusnya disembunyikan. Sesuatu yang harus disembunyikan itu ada kalanya suatu tempat di badan, atau gerakan anggota, atau cara berkata dan berjalan, atau perhiasan yang biasa dipakai berhias oleh orang-orang perempuan dan lainlain.Tabarruj ini mempunyai bentuk dan corak yang bermacam-macam yang sudah dikenal oleh orang-orang banyak sejak zaman dahulu sampai sekarang.Ahli-ahli tafsir dalam menafsirkan ayat yang mengatakan:"Dan tinggallah kamu (hai isteri-isteri Nabi) di rumah-rumah kamu dan jangan kamu menampak-nampakkan perhiasanmu seperti orang jahiliah dahulu." (Ahzab: 33)sebagai berikut:• Yujahid berkata: Perempuan ke luar dan berjalan di hadapan laki-laki. • Qatadah berkata: Perempuan yang cara berjalannya dibuat-buat dan menunjuk-nunjuk. • Muqatil berkata: Yang dimaksud tabarruj, yaitu melepas kudung dari kepala dan tidak diikatnya, sehingga kalung, subang dan lehernya tampak semua. Cara-cara di atas adalah daripada tabarruj di zaman jahiliah dahulu, yaitu: bercampur bebas dengan laki-laki, berjalan dengan melenggang, tudung dan sebagainya tetapi dengan suatu model yang dapat menampakan kecantikan tubuh dan perhiasannya.Jahiliah pada zaman kita sekarang ini ada beberapa bentuk dan bermacam-macam, tabarruj hari ini kalau diukur dengan tabarruj jahiliah, maka tabarruj jahiliah itu masih boleh dianggap sebagai suatu bentuk pemeliharaan.Beberapa perkara yang Dapat Mengeluarkan Perempuan dari Batas TabarrujYang dapat mengeluarkan seorang perempuan muslimah dari batas tabarruj yang selanjutnya disebut kesopanan Islam, yaitu hendaknya dia dapat menepati perkara-perkara seperti berikut:a) Ghadh-dhul Bashar (menundukkan pandangan), sebab perhiasan perempuan yang termahal ialah malu, sedang bentuk malu yang lebih tegas ialah: menundukkan pandangan, seperti yang difirmankan oleh Allah: an-Nur :31"Katakanlah kepada orang-orang mu'min perempuan hendaklah mereka itu menundukkan sebagian pandangannya."b) Tidak bergaul bebas sehingga terjadi persentuhan antara laki-laki dengan perempuan, seperti yang biasa terjadi di panggung-panggung wayang, bilik-bilik kuliah, institusi pengajian tinggi, kendaraan-kendaraan awam dan sebagainya di zaman kita sekarang ini. Sebab Ma'qil bin Yasar meriwayatkan, bahwa Rasulullah s.a.w. pernah bersabda sebagai berikut:"Kalau kepala salah seorang di antara kamu ditusuk dengan jarum dari besi, lebih baik daripada dia menyentuh seorang perempuan yang tidak halal baginya." (Riwayat Thabarani dan Baihaqi)c) Pakaian harus selaras dengan tata kesopanan Islam. Sedang pakaian menurut tata kesopanan Islam, yaitu terdapatnya sifat-sifat seperti berikut:1. Harus menutup semua badan, selain yang memang telah dikecualikan oleh al-Quran dalam firmannya:"Apa-apa yang biasa nampak pada zahirnya"yang menurut pendapat yang lebih kuat, yaitu muka dan dua tapak tangan.2. Tidak tipis dan tidak membentuk badan sehingga tampak kulit. Sebab sesuai apa yang dikatakan Nabi:"Sesungguhnya termasuk ahli neraka, yaitu perempuan-perempuan berpakaian tetapi telanjang, yang condong kepada maksiat dan menarik orang lain untuk berbuat maksiat. Mereka ini tidak akan masuk syurga dan tidak akan mencium baunya." (Riwayat Muslim)Maksud berpakaian tetapi telanjang, yaitu: pakaian mereka itu tidak berfungsi menutup aurat, sehingga dapat dilihat kulit yang di bawahnya kerana nipis dan sempitnya pakaian itu. Beberapa orang perempuan dari Bani Tamim masuk rumah Aisyah, dengan berpakaian yang sangat nipis, kemudian Aisyah berkata: "Kalau kamu sebagai orang mu'min, maka bukan ini caranya pakaian orang-orang perempuan mu'min itu." (Riwayat Thabarani dan lain-lain). Ada pula seorang perempuan yang baru saja menjadi pengantin, dia memakai tudung yang sangat nipis sekali, maka kata Aisyah kepadanya: "Perempuan yang memakai tudung seperti ini bererti tidak beriman dengan surah an-Nur."(ayat 30-31)3. Tidak mengetatkan anggota tubuh dan menampakkan bagian-bagian yang cukup menimbulkan fitnah, sekalipun tidak nipis, seperti pakaian yang dianggap pakaian kebudayaan barat yang wanita hari ini berlumba-lumba untuk mengikut trend tersebut. pakaian yang membentuk bentuk buah dada, pinggang, punggung dan sebagainya. Suatu model yang dapat membangkitkan nafsu syahwat. Sedangkan yang memakainya itu sendiri seperti berpakaian tetapi berbogel. Ini lebih menarik dan menimbulkan fitnah, daripada pakaian yang tipis.4. Bukan pakaian khusus yang dipakai oleh orang laki-laki seperti seluar panjang (jeans) di zaman kita sekarang ini. Sebab Rasulullah s.a.w. pernah melaknat perempuan-perempuan yang menyerupai laki-laki, dan laki-laki yang menyerupai perempuan. Begitu juga Rasulullah s.a.w. pernah melarang perempuan memakai pakaian laki-laki dan laki-laki memakai pakaian perempuan.5. Bukan pakaian khusus yang dipakai oleh orang-orang kafir seperti Yahudi, Kristian dan penyembah-penyembah berhala. Sebab menyamai mereka itu dilarang dalam Islam, supaya ummatnya ini baik yang laki-laki ataupun perempuan mempunyai ciri-ciri tersendiri baik dalam hal-hal yang nampak ataupun yang tersembunyi. Justru itu Rasulullah s.a.w. memerintahkan supaya ummat Islam berbeza dengan orang kafir dalam beberapa hal. Sabda Nabi s.a.w:"Barangsiapa menyerupai sesuatu kaum, maka dia itu dari golongan mereka." (Riwayat Thabarani)6. Khusyu' dan bersahaja, baik dalam cara berjalannya maupun berbicaranya; dan supaya menjauhkan gerak-gerak yang tidak baik pada tubuh maupun wajahnya. Sebab gerakan-gerakan yang dibuat-buat adalah termasuk perbuatan perempuan-perempuan pelacur, bukan sifat perempuan muslimah. Oleh kerana itu, Allah s.w.t berfirman: al-Ahzab : 30"Janganlah perempuan-perempuan melembikkan perkataannya, sebab orang-orang yang hatinya ada penyakit akan menaruh perhatian." 7. Tidak bermaksud untuk menarik perhatian orang laki-laki supaya mereka mengetahui apa yang disembunyikan baik dengan bau-bauan ataupun dengan bunyi-bunyian. Untuk itu,Allah s.w.t berfirman: an-Nur :31"Janganlah perempuan-perempuan itu memukul-mukulkan kakinya di tanah supaya diketahui apa yang mereka sembunyikan dari perhiasan mereka." Perempuan-perempuan jahiliah dahulu kalau berjalan di hadapan laki-laki, mereka pukul-pukulkan kakinya supaya terdengar suara gelang kakinya. Untuk itu maka al-Quran melarangnya, karena hal tersebut dapat membangkitkan khayal laki-laki yang bergelora syahwatnya, dan cukup menunjukkan niat jahatnya perempuan-perempuan supaya diperhatikan oleh laki-laki. Yang sama dalam hal ini ialah perempuan yang suka memakai aneka macam wangi-wangian yang cukup dapat membangkitkan syahwat dan menarik perhatian laki-laki. Sabda Nabi s.a.w:"Perempuan apabila memakai wangi-wangian, kemudian berjalan melalui suatu majlis (laki-laki), maka berarti dia itu begini -yakni: perempuan lacur." (Riwayat Abu Daud, Tarmizi dan ia berkata: hasan sahih. Yang semakna dengan ini diriwayatkan juga oleh Nasa'i, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan al-Hakim)Dari keterangan-keterangan di atas dapat kita ketahui, bahwa Islam tidak menghalang seorang perempuan muslimah --seperti yang biasa dikatakan--- selamanya dipenjara dalam rumah, tidak boleh keluar kecuali ke kubur (sampai mati). Tetapi Islam membolehkan seorang perempuan muslimah keluar rumah untuk pergi bersembahyang, mencari ilmu, melaksanakan keperluannya dan setiap tujuan agama atau duniawi yang dibenarkan, seperti yang biasa dilakukan oleh isteri-isteri sahabat dan berikutnya, padahal mereka itu sebaik-baik kurun (abad).Di antara mereka ada yang keluar ikut dalam peperangan bersama Rasulullah, dengan para khulafa' dan panglima-panglima perang lainnya. Bahkan Rasulullah s.a.w. sendiri pernah berkata kepada salah seorang isterinya, yaitu Saudah sebagai berikut:"Sungguh Allah telah mengizinkan kamu keluar rumah untuk urusan-urusanmu." (Riwayat Bukhari)Dan sabdanya pula:"Apabila salah seorang isterimu minta izin untuk pergi ke masjid, maka jangan halang-halangi dia." (Riwayat Bukhari)Dan dalam hadisnya yang lain pula, ia bersabda:"Jangan kamu menghalang hamba Allah yang perempuan itu untuk pergi ke masjid-masjid Allah." (Riwayat Muslim)rujuk halal dan haram dalam IslamInilah nasihat dan peringatan yang mampu diberikan kepada yang masih lalai. Sayangnya suara ini terlalu pendek dan hanya boleh sampai di surau-surau dan masjid-masjid yang hanya di hadiri oleh segelintir manusia dan juga blog-blog agama yang hanya dibaca oleh yang komit dengan agama sahaja. Dakwah adalah kewajipan semua orang Islam, bukan terhad kepada golongan uztaz dan ustazah sahaja, sesiapa sahaja yang sampai kepadanya mesej dakwah ini maka panjangkanlah dan sampaikanlah kepada yang tidak sampai dakwah kepada mereka, mudah-mudahan kita dapat bantu membantu dalam perkara kebaikan dan sama-sama dapat berkongsi pahala, yang paling penting selamatkan orang Islam dari kehancuran dan api neraka walaupun usaha yang kita buat kecil sahaja, lebih baik buat dari tak buat, sekurang-kurangnya kita sudah menunaikan amanah

No comments:

Post a Comment